Pages

Sudah rapatkah shaf kita, hai pemuda?

Kamis, 22 Maret 2012
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hey, what's up masbro sekalian dan mbaksist sekalian??
Udah diupgrade gak iman loe hari ini?
Semoga kita semua bersemangat kayak kerupuk yang baru selesai di goreng, mekar, cerah, ceria dan simpanlah semangat kita dalam kaleng bernama iman, biar gak melempem waktu terkena angin godaan nafsu.. Amiin Ya Rabb..

Alhamdulillah banget nih gue ada kesempatan buat nulis lagi, dalam kondisi template blog yang baru hehehe *pamer*. Setelah sekian lama mencari akhirnya ketemu juga template yang pas sama keinginan gue, cerah, putih, cantik,pintar, berjilbab...loh!! Salah ding, itu mah kriteria bakal calon istri gue di masa depan nanti (di amin-in dong brooo). Maksud gue itu template nya cerah, ceria, looking fresh juga dan sesuai kata dosen Desain Web gue, warna putih itu terlihat sopan dan bercampur warna orange yang identik dengan keceriaan. Pokoknya cucok deh..!! \(^▽^)/

Langsung aja, gue pengen nulis apa yang ada di dalam otak gue sewaktu gue lagi on the way dari masjid menuju ke kontrakan gue *music background sepanjang jalan kenangan*. Bada' sholat magrib berjamaah di masjid yang gak seberapa jauh dari kontrakan gue, gue agak kepikiran sama kejadian sesaat sebelum imam mengucapkan takbiratul ihram.
Imam bilang, "Sempurnanya suatu shalat, tergantung dari rapat atau tidaknya shaf" denger itu gue langsung mencoba ngerapatin kaki gue ke kaki seorang ikhwan yang sebaya ama gue. Tau apa yang terjadi waktu kaki kami bersentuhan?? Ikhwan itu memandang gue lirih dan kemudian menjauhkan kaki miliknya(ya iyalah masa punya gue?) menjauh dari kaki gue. Dalam otak gue mondar-mandir bermacam pertanyaan. Apa ikhwan itu gak dengar apa kata Imam? Apa ikwan itu gak mau sholatnya sempurna? Apa kaki gue ada korengnnya? Gue gak mau suudzan, cuman yang gue lihat gak cuman ikhwan itu aja yang gak ngerapatin shaf nya ada ikhwan-ikhwan lain dan bapak-bapak lain juga ikutan ga rapatin shafnya. Jadi, gue simpulin dia gak mau dekat sama gue soalnya dia gak ngerti  rapatnya shaf itu bentuknya kayak apa, karena jelas kaki gue gak korengaaan (ngebela diri). Akhirnya, gue sholat dengan shaf yang agak renggang.

Kita flashback sebentar ke jaman gue dulu masih ngaji di TPQ seberang rumah nenek gue dulu. Guru ngaji gue yang biasa gue panggil Dea Guru, selalu ingetin kalo sholat itu shaf nya harus rapat, kalo gak rapat bakalan ada setan yang gangguin kita di antara kaki-kaki yang gak rapat. Nah, gue yang dulu sebelum ngaji wajib nonton film vampire china yang emang sedang tenar jaman itu, saban sholat mesti ngerapatin kaki gue ke teman-teman yang lain, takutnya sedang asyik sholat tiba-tiba ada vampire loncat-loncat si samping gue!! Kan ngeri!! Mana gue gak bawa kertas mantra nya lagi!! Hehehe ke-absurd-an masa kanak-kanak.
Pesan moral: Hindarkan tontonan-tontonan yang tidak layak dari anak-anak anda sebelum mengaji


Yang gue pikiran sebenarnya, arti rapatnyanya shaf itu sendiri, Rasulullah SAW pernah bersabda gini:
”Hai
hamba-hamba Allah, kalian benar-benar meluruskan shaf kalian (jika tidak) Allah akan (menimbulkan perselisihan) di antara wajah-wajah kalian.” (HR Muslim dan Ahmad)
Inikah alasan kenapa negeri kita begitu rapuh? Tidak ada  rasa persatuan sama sekali. Begitu banyak perpecahan yang tidak perlu. Dalam menentukan yang benar pun negeri kita terpecah, yang baik di salahkan yang salah dilindungi, yang miskin dipenjara dalam tralis besi, yang kaya dipenjara dalam istana berkedok tahanan. Termasuk juga para pemudanya, rasanya laporan prestasi pemuda masih jauh dibawah laporan kebobrokan pemuda dinegeri kita. Dimanakan semangat para kaum pemuda yang membela kemerdekaan negeri kita dulu? 


Tapi eh tapi seiring berkembangnya jaman berbanding terbalik dengan mental generasi penerusnya, rasanya susah banget buat kita para anak muda berkumpul dalam satu kegiatan yang baik, contohnya aja kasus gue di atas tadi. Tiga shaf saat sholat subuh hanya diisi lima ikhwan seusia gue, sisanya bapak-bapak yang udah lumayan tua. Gak apa-apa sih sholat sendiri dirumah, cuman pahalanya gak dikali 27 derajat broo. Ada beberapa kegiatan bareng para pemuda Indonesia yang bikin gue sedih, kayak rokok bareng, minum miras bareng, bolos bareng, galau bareng dan yang paling parah tawuran bareng yang sering muncul di tipi-tipi nasional. Tapi gak kalah banyak juga kegiatan positifnya yang bikin gue bangga, kayak buka bareng waktu puasa, do'a bareng waktu dekat Ujian Akhir Nasional, ikut kepanitiaan bareng, bakti sosial bareng dan yang paling baru nih buat mobil bareng dari siswa-siswa di Solo sana yang buat Esemka yuhhuuu, Subhanallah *two thumb's up*.(tapi kok kabarnya gak di dukung pemerintah ya??).


Ada satu potongan sabda Rasullulah SAW yang bunyinya kayak gini:

"Ada tujuh golongan orang yang Allah berikan naungan pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, pertama penguasa yang adil, kedua pemuda yang tumbuh berkembang dalam peribadatan kepada Rabbnya...."

Begitu gue nge-baca hadist ini disalah satu blog yang gue lupa namanya, pengen banget rasanya gue print besar-besar sebesar poster para wakil rakyat jaman mereka berkampanye dulu, terus gue pajang didalam kamar gue untuk selalu menjadi sumber motivasi gue. Kenapa gue termotivasi dengan hadist diatas?? Soalnya ada dua point yang begitu simpel jika dilakuin kita udah dapet bonus gede dari Allah SWT, gak lain dan gak bukan adalah tumbuh berkembang dan beribadah kepada Allah

Orang tua emang gak secara gamblang ngomong ke kita "Wahai anakku tumbuh berkembanglah kamu, carilah ilmu di negeri orang". Namun dari kerja keras orang tua kita yang mahal-mahal dan berlelah-lelah membiayai kita sekolah ataupun merantau ke negeri orang buat mencari ilmu, tidak lain dan tidak bukan adalah mengharapkan kita jadi orang yang pintar, dewasa dan sukses. Selain baik buat kita kedepannya, juga baik bagi orangtua yang bisa bangga sama kita dan baik bagi orang lain yang bakal ngerasain aplikasi dari ilmu-ilmu kita nanti contohnya: calon dokter bakal berguna bagi orang-orang yang sakit nanti, calon guru bakal membagi-bagi ilmunya nanti, calon enterpreneur bakal membagi tips-tips sukses dan apabila sudah sukses dan kaya, bayangkan berapa banyak orang yang bisa loe bantu. Hidup loe-loe pade bakal bahagia jikalau kesuksesan itu sudah datang.

Ada yang ngelarang loe buat beribadah kepada Allah? Gue yakin banget yang ini pasti gak ada juga, mulai dari orang tua, kakek nenek, paman bibi, kakak adik, guru, tetangga dan teman-teman kita pasti ngedukung banget agar kita menjadi anak yang saleh. Allah senang, orang tua senang, orang lain senang , kita pun senang + masuk surga. Tumbuh berkembang di tambah dengan beribadah yang baik kepada Allah SWT bakal jadi kombinasi menakutkan bagi para iblis dan bala tentaranya karena sesungguhnya apabila semua generasi penerus sudah pada level itu maka kemenangan bagi Agama Islam sudah di depan mata. Bukankah Allah juga pernah berfirman:


"Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu (QS Muhammad: 7)"

Wew, kesempatan besar nih buat para pemudaaa. Selagi tubuh masih bisa bergerak luwes, sebelum tubuh loe mulai membungkuk, selama keinginan masih kuat dan semangat masih berapi-api kenapa nggak kita berkembang dan beribadah kepada Allah SWT. Udah jelas banget kita harus berkembang menjadi orang yang sukses, agar orang lain melihat kesuksesan kita sebagai pemuda muslim dan tentu saja kita akan dijadikan contoh pemuda-pemuda lainnya, mulai dari usaha dan ibadah kita.

Maka dari itu marilah kita bersama-sama tumbuh berkembang dalam satu shaf yang lurus, shaf yang menuju jalan yang lurus, shaf yang isinya pemuda-pemuda luar biasa dalam hal kemampuan dan ibadah. Insya Allah, kemenangan itu didepan mata kitaa.


Keep on motivated bro and sist


Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh




1 komentar:

  1. Kunci keberhasilan adalah menanamkan kebiasaan sepanjang hidup Anda untuk melakukan hal - hal yang Anda takuti.
    tetap semangat tinggi untuk jalani hari ini ya gan ! ditunggu kunjungannya :D

    BalasHapus